Ketika Kerja Keras Mengalahkan Keterbatasan: Wamen Saintek, Stella Christie, Inspirasi Negeri

Menu Atas

Ketika Kerja Keras Mengalahkan Keterbatasan: Wamen Saintek, Stella Christie, Inspirasi Negeri

Khayangannews
Kamis, 19 Juni 2025
Bagikan:

Khayangannews, Jakarta, — Dalam beningnya kenangan, Wakil Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Wamendikti Saintek), Stella Christie, membuka kisah lamanya. Sebuah perjalanan yang berakar dari keterbatasan, tumbuh dengan harapan, dan mekar dalam cahaya perjuangan.

Tahun 1999, Stella muda menapakkan kaki di Harvard University — bukan sekadar untuk menuntut ilmu, tetapi untuk membuktikan bahwa mimpi bisa menembus batas langit. Ia diterima di Jurusan Ekonomi dengan beasiswa penuh. Biaya kuliah digratiskan, tempat tinggal disediakan, dan makan pun terjamin tiga kali sehari.

"Waktu saya sebagai penerima beasiswa di Harvard itu yang diberikan Harvard uang kuliah yang digratiskan, tempat tinggal di asrama, dan makan tiga kali sehari," tuturnya dalam video yang diunggah akun YouTube resmi Kemendikti Saintek, Senin (16/6/2025).

Namun, di balik jendela asrama yang hangat dan meja makan yang terhidang, ada sisi kehidupan lain yang tak diberikan beasiswa: uang saku dan biaya pribadi. Dan untuk itu, Stella tak tinggal diam.

Putri dari keluarga sederhana ini tahu bahwa keajaiban bukan datang dari langit begitu saja, tapi dari kerja keras yang jujur. Maka ia pun mencari pekerjaan sampingan. "Semuanya saya harus mencari uang sendiri," ujarnya lirih, tapi teguh.

Langkah pertamanya dimulai di laboratorium kampus. Di sana ia menyusun jadwal penelitian — rapi dan tekun, seolah menyusun masa depan. Namun kebutuhan hidup tak berhenti mengetuk. Stella pun mengambil pekerjaan kedua: menjadi petugas kebersihan toilet.

Banyak yang mungkin malu. Tapi tidak dengan Stella. Baginya, pekerjaan apa pun yang halal adalah kehormatan. “Saya tidak malu. Karena dari situ saya belajar, dari situ saya tumbuh,” ungkapnya dengan senyum mengenang.

Di sela-sela pekerjaan, Stella tetap bersinar di ruang kelas. Kecintaannya pada ekonomi bukan sekadar impian remaja, melainkan tujuan yang diperjuangkan habis-habisan. Ia belajar saat orang tidur, berpikir saat banyak menyerah. Dan saat hari kelulusan tiba, namanya disebut dengan gemilang: lulus dengan predikat cumlaude dari Harvard University.

"Meski bekerja sebagai tukang bersih-bersih toilet, bekerja di laboratorium, saya tetap lulus dengan cumlaude," pungkas Stella, menutup kisah yang kini menjadi inspirasi bagi generasi muda Indonesia.

Dalam wajahnya yang kini tenang sebagai pejabat negara, tersimpan riwayat perjuangan seorang anak bangsa — yang tak menyerah, yang memilih jalan terjal, dan membuktikan bahwa pendidikan bisa menjadi jembatan emas bagi siapa pun yang berani bermimpi.

(Oleh : Khairi)

Baca Juga