Khayangannews, Sungai Penuh, – Di tengah gelora semangat anak muda yang menuntut keadilan, berdirilah sosok yang tak asing bagi perjuangan —Alpian, SE, MM, Sekretaris Daerah Kota Sungai Penuh, mengenakan pakaian dinas lengkap. Gagah dan tenang, mantan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Kerinci Indonesia (IMKI) dan aktivis 98 itu kini berdiri di sisi yang dulu pernah ia perjuangkan, menyambut ratusan mahasiswa dalam aksi damai yang menggema di halaman Mapolres Kerinci hingga ke Gedung DPRD Kota Sungai Penuh, Selasa (2/9/25).
Aksi yang diprakarsai oleh gabungan Cipayung Plus dan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) se-Kabupaten Kerinci dan Kota Sungai Penuh ini mengusung tema besar: Restorasi Polri. Dengan penuh kesadaran kolektif, mahasiswa menyuarakan tiga tuntutan utama:
1. Mengusut tuntas serta mengadili aparat yang diduga terlibat dalam kasus meninggalnya almarhum Affan Kurniawan.
2. Membebaskan rekan-rekan massa aksi yang masih ditahan tanpa syarat.
3. Menghentikan segala bentuk kekerasan serta intervensi aparat terhadap rakyat yang menyuarakan aspirasi.
Di hadapan massa aksi yang tertib dan penuh semangat, Sekda Alpian menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya atas penyampaian aspirasi yang berjalan damai dan terhormat.
"Kami, atas nama Pemerintah Kota Sungai Penuh, menyampaikan rasa hormat dan apresiasi mendalam kepada adik-adik mahasiswa yang telah menunjukkan bahwa menyampaikan aspirasi dapat dilakukan dengan tertib, damai, dan bermartabat. Ini adalah bukti bahwa demokrasi masih hidup dan bernapas dari dada generasi muda," tegas Alpian, mantan pejuang reformasi yang kini berdiri sebagai birokrat namun tak lupa akar perjuangannya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga idealisme dalam koridor intelektualitas.
"Perjuangan harus tetap berpijak pada nilai-nilai akademis, menghindari anarkisme, dan tidak merusak fasilitas negara. Sebab perubahan besar lahir dari pikiran yang jernih, bukan dari kemarahan yang membabi buta," sambungnya penuh keyakinan.
Aksi damai ini menjadi momentum dialog terbuka antara mahasiswa, kepolisian, dan perwakilan pemerintah. Usai menyampaikan aspirasi di Polres Kerinci, massa kemudian bergerak dengan tertib menuju Kantor DPRD Kota Sungai Penuh. Di sana, mereka disambut langsung oleh Ketua DPRD Hutri Randa, unsur pimpinan, serta para anggota dewan.
Di setiap titik, aspirasi mahasiswa diterima dengan penuh rasa hormat dan dijawab dengan keterbukaan—menciptakan ruang dialog yang sehat demi kemajuan daerah dan bangsa.
Aksi ini bukan sekadar demonstrasi. Ini adalah panggilan jiwa—bahwa keadilan bukan sekadar slogan, melainkan hak setiap warga negara. Dan ketika rakyat bersuara, pemimpin sejati tak hanya mendengar, tapi hadir di tengah mereka, seperti yang ditunjukkan oleh Sekda Alpian hari itu.(Kh.25)